21 Mar 2008

Selamat Datang Green Building

Ini merupakan penggalan sebagian besar artikel yang di terbitkan di surat kabar Bisnis Indonesia tanggal 19 Maret '08 mengenai Green Building.

Bisnis Indonesia, 19 Maret 2008

Desain bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi atau lebih popular disebut gedung hijau (Green Building), belakangan ini mulai diminati pengembang dan para pemodal dalam negeri.

Bahkan mereka tidak ingin ketinggalan trend yang telah menglobal itu walaupun dengan konsekuensi harus menambah budget lebih banyak lagi. Mereka khawatir dengan mengabaikan tren akan merugikan diri sendiri.

Karena itulah sekarang bangunan yang sedang atau akan dibangun di jakata dan kota-kota besar lainnya di Indonesia cenderung desain arsitekturnya berkonsep green building.

Walaupun sebelumnya belum ada standar green building di Tanah Air, tetapi semua mengarah ke konsep itu dengan mengadopsi standar yang telah diakui internasional.

Standar yang dimaksud adalah yang berasal dari build and contraction authority (Singapura) dan The Leadership in Engineering and Environment Design (LEED) dan Green Building Council dari Amerika Serikat.

Konsep green building yang sesungguhnya adalah bangunan yang memiliki kemampuan secara mandiri dalam pengadaan energi tanpa menghasilkan polusi tehadap lingkungan.

Pengertiaannya bukan semata-mata dapat menghemat pemakaian listrik dari Perusahaan listrik Negara (PLN) karena digantikan generator yang digerakkan oleh diesel. Sebab diesel menimbulkan suara bising dan mengeluarkan gas buang yang mengotori udara. Sehingga ada ide teknologi pembangkit tenaga listrik bertenaga angin, yang perangkatnya dipasang diatas gedung.

Namun, desain ruang melalui pengaturan dindin dan jendela yang memungkinkan saling berhubungan juga dapat menghemat penggunaan lampu listrik dan air conditioner (AC).

Kemudian pengaturan pencahayaan sinar matahari yang masuk ke dalam juga dapat menekan biaya listrik dai efesiensi yang dicapai melalui pengaruan suhu udara dai AC dan titik lampu yang tidak diaktifkan.

Menurut Dian Putro Purnomo, Marketing Communication Manager, BCI Asia-Indonesia, untuk membangun sendiri pembangkit listrik secara mandiri memang sulit, jika dibandingkan dengan mengupayakan desain ruang dan pengaturan cahaya menjadi lebih efisien dalam menggunakan energi listrik.

lebih memungkinkan bagi bangunan berkonsep green building adalah dalam kemampuannya reducing yakni mengurangi produksi sampah. Apapun bentuknya sampah yang biasa dihasilkan oleh pengelolaan gedung.

Selanjutnya, kemampuaannya reusing dalam pengetiaan gedung tesebut memiliki teknologi untuk memanfaatkan limbah yang diproduksi, misalnya air buangan dari limbah kamar mandi diolah menjadi air bersih untuk menyirami tanaman hias di sekitar gedung.

“Jadi idealnya bangunan ber konsep green building mampu melakukan reducing, reusing, dan diharapkan dapat menyediakan sendiri energi listrik yang ramah lingkungan,” katanya.

Tidak ada komentar: